Sedang ramai diperbincangkan di medsos, Facebook n instagram khususnya.
Di mana sy mendapat info, berikut foto barang bukti, ada dua club/komunitas motor Honda di kota solo (vario 125 n beat) yg diharuskan untuk mengganti nama club/komunitas mereka tanpa menggunakan embel2 kata “Honda” “vario/beat” “solo”.
Ini sih sama aja artinya dgn pembubaran secara paksa…

Teman2 pembaca tentu penasaran, siapa nama club/komunitas yg kena “dzolim” tsb ?
Yuk kita liat barbuk foto berikut ini..

image

image

Dari kedua foto barbuk tsb, ada bbrp hal yg cukup menarik..
Di situ dgn jelas tertulis, club/komunitas tsb dilarang menggunakan kata “Honda” “vario/beat” n “solo”…
Hal ini mengundang bbrp pertanyaan yg cukup menggelitik…

Apakah AHM selaku pemegang merk motor Honda melarang/membatasi jumlah n tumbuhnya club/komunitas Honda di Indonesia, di kota solo khususnya ? Sepertinya ngga deh…
Sehingga di kota solo tidak boleh ada club lain, selain mrk yg tergabung dlm Paguyuban Motor Honda, yg konon adalah paguyuban binaan AHM.
Sehingga tidak boleh ada club/komunitas yg menggunakan kata “Honda, beat, vario ” selain club yg sdh tergabung dlm paguyuban tsb ???

Kemudian larangan penggunaan kata “solo”
Ini yg lebih menggelitik lagi utk jadi bahan pertanyaan.
Apakah pemerintahan kota solo  melarang ? Sepertinya ngga juga deh..
Lalu ? Atas dasar apa pelarangan kata “solo” ini ?
Kocak n gagal paham jadinya… He he…

Jangan lupakan hal2 berikut ini…
Kita hidup di negara hukum, semua n segala sesuatu ada hukum n aturannya, jgn bertindak semena2, krn semua penduduk di republik tercinta ini mempunyai hak n kewajiban yg sama..

Jgn lupakan, mrk yg “terdzolimi” itu juga mempunyai hak/ kebebasan utk berserikat n berkumpul, sebagaimana dah diatur dlm UUD 45..
Selagi mrk bkn mendirikan geng mtr yg meresahkan masyarakat, sptnya sah2 saja…

Juga jgn lupakan semboyan/falsafah negara kita, yaitu :
” BHINNEKA TUNGGAL IKA “